Kamis, 03 Februari 2011
IBU KOTA LEBIH KEJAM DARI PADA IBU TIRI
Terkadang hidup ini rasanya ingin juga mementingkan diri sendiri, egois, angkuh, cuek dan acuh tak acuh terhadap kehidupan dunia sktar dan orng lain tp tdk bs dan tdk mngkin bagiku,
aku ingin memejamkan mata saat kejadian demi kejadian terlintas jelas di bening mataku, tp itu tadi, aku slalu tdk bs entah kenapa?
aku kesal pada diriku sendiri yg hanya bs duduk manis terpaku dan tidak bs berbuat apa2. Aku merasa takut dan malu kalau saja aku dianggap termasuk bagian dari mereka, bagian yg menganggap "itu bukan urusanku, aku sibuk, urus sendiri urusanmu, itu kesalahanmu sendiri yg mau hdp sperti itu". Aku tidak mau jika mreka menganggap aku sperti itu...
Aku bukanlah manusia yg sok politis, sok kritis, sok idealis, ataupun manusia yg sok pancasilais.
Aku tak bisa berbuat apa2, aku hanya bs mencoba menguntai kata demi kata tentang apa yg aku lihat, apa yang aku dengar dan apa yang aku rasakan yang selanjutnya untaian kata-kata itu disusun agar bisa menjadi suatu kalimat, yg slanjutnya aku tulis sepuitis mungkin. Hehe
Tp Aku jg bukanny sok jadi penulis, aku mencoba menulis apa yang bisa aku tulis utk bs dibaca dan mudah dimengerti oleh kaum politis, pancasilais, akademis dan kaum yang menganggap dirinya idealis siapa tau hatinya teriris.
Saat perjalanan d ibukota sperti yg pepatah katakan bahwa "sekejam-kejamnya ibu tiri lebih kejam lagi ibukota". Bagiku Pepatah itu benar, smua orng hnya dan hanya mementingkan diriny masing2, saat para tunawisma meminta-minta berjejer di sepanjang jembatan penyebrangan, lorong-lorong kelam yg gelap dan mencekam. Kita hanya lewat dan terus lewat, berjalan dan sibuk menyusiri jalan.
Saat anak-anak yg putus sekolah memekikan suara perut mereka yg keroncongan di lampu merah, stasiun, biskota dan jalanan raya yg entah tak tau dimana bapak-mamaknya. Kita hanya bisa tertawa dan tertawa, bercerita, nelpon dan tidak menghiraukan nyanyian mereka.
Saat tukang obat yg katanya dtng dari arab smbil mulutnya mangap-mangap menawarkan obat yg ktny mujarab, saat padagang asongan jualan rokok, tisu dan permen karet, saat sibanci alias kampret, tukang copet dan jambret lari sambil mepet-mepet nyolongi dompet kmudian tertangkap terus diseret-seret. Kita tertawa ria, senang dan menyudutkan mreka dan mengatakan "mreka hrs dtangkap, mengganggu lalu lintas, penyebab macet dan smpah msyarakat"
Smua itu adalah potret kehidupan dunia sktar kita, apakah kita pikir mreka mau hidupnya seperti itu? mereka adlah bagian dari kita, menghargai saat mreka bernyanyi waulpun tdk memberi, itu sdh bs dikatakan kalau kita peduli, kalau selagi ada tidak salahnya kalau kita memberi,
hidup kita lbh jauh dikatakan beruntung dibanding mreka2, para penjajah jalanan, mreka bahkan kita jg tidaklah mau dilahirkan di keluarga yg krng berada, cb rasakan seandainya kita adalah mereka dan mereka adalah kita. Apa yg ada dalam pikiran kita? Jawabanny....
a. isi perut,
b. bagaimana bs bertahan hidup
c. Apa yg hrs dilakukan agar bs bertahan hidup dan bisa isi perut.
Semua jawaban itu2 saja yang pastinya ada dalam otak kita, iy kan?
Ini tanggung jwb kita semua dan jg pemerintah jgn mementingkan kepentingan pribadi, meperkaya diri sendiri dan tidak tahu diri,
Langganan:
Postingan (Atom)