Sabtu, 07 Mei 2011
Cinta
Kalau boleh aku lukiskan, cinta itu seperti bulan purnama yang menghiasi malam dengan taburan berjuta bintang yang terang benderang menghiasi alam. Jika berganti menjadi pagi, cinta itu Seperti pancaran mentari yang mengusik pagi dengan kicauan burung nuri, bersaut-sautan di pagi hari yang sunyi. Tekadang juga cinta itu seperti kuncup bunga mawar yang baru mau merekah, merah merona menyejukkan mata dan harumnya cinta itu semerbak mewangi seperti melati putih nan elok berseri.
Hidup ini dipenuhi cinta, bersama mereka orang-orang yang kita cinta, berharap bisa membuat mereka selalu merasa bahagia dan tak ingin mereka terluka.
Saat-saat kebersamaan larut dalam canda dan tawa. Saling merindu disaat jauh. Saling menunggu disaat mendahulu. Saling setia disaat cinta terpanah. Saling menjaga disaat mata mulai terlelap lelah. Saling menghibur disaat duka melanda dan saling mengingatkan disaat kufur merasuk jiwa.
Inilah yang dinamakan cinta, cinta yang tulus dari dalam relung hati terdalam.
Tetapi sayangnya saat ini, aku tidak bisa menemukan dimana cinta itu berada karena aku terlalu malu atau mungkin karena aku terlalu menjauh? Bagaimana mungkin aku bisa memberikan cinta sementara aku merasa aku bukanlah siapa-siapa, aku belum bisa berbuat apa-apa dan aku hanya berdiam diri tanpa melakukan apa-apa?
Aku sangat iri, saat mereka bisa menemukan cinta, mereka bisa menyombongkan diri mereka masing-masing, sementara aku disini sendiri meratapi sesuatu yang tidak mungkin akan terjadi jika aku terus begini.
Entahlah apa yang Tuhan rencanakan untuk hidupku, disaat aku butuh cinta, Tuhan memberiku duka hingga membuat aku menderita. Saat aku mendambakan kebahagian, Tuhan malah memberiku kesedihan. Saat aku butuh kesehatan, Tuhan malah tidak memberikanku kesembuhan yang berkepanjangan. Saat aku butuh harta yang melimpah, Tuhan malah memberiku kehilangan. Saat aku mencoba meraih sesuatu dan Tuhanpun menyuruhku untuk mencoba di lain waktu.
Aku sendiri tidak tahu apa yang Tuhan rencanakan dalam kehidupanku, dan akupun tidak tahu bagaimana akhirnya perjalanan hidupku.
Saat ini aku belum menemukan apa cinta itu yang sebenarnya dari Tuhan?
Aku sadar kalau cinta itu tidak seperti indahnya bulan purnama dan bintang, jika ia tiba-tiba berubah menjadi hujan badai dan gemuruh guntur di malam hari yang kelam. Aku sadar kalau cinta itu tidak seperti mentari pagi, saat cuaca berubah menjadi mendung dan nyanyian burung pun menghilang tertutup embun yang begitu tebal, dan bahkan aku tersadar jika sudah sampai masanya, bunga mawar dan melati itu pun akan berganti menjadi layu, membusuk kemudian jatuh ke tanah lalu terinjak.
Aku tidak menyalahkan Tuhan, ini takdir atas diriku dan sepertinya juga alam yang ditetapkan Tuhan. Aku hanyalah manusia biasa yang bisa berencana tetapi Dialah yang menguasai sepenuhnya atas diriku yang hina. Jalanku? Dia yang mengarahkannya, takdirku? Dia juga yang menentukannya, hidup dan matiku pun ada dalam genggaman-Nya.
"Bagiku cukuplah Dia yang menjadi wakil yang sebaik-baiknya. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan daya dan kekuatan-Nya yang Mahatinggi lagi Mahabesar"
Aku sangat begitu yakin kalau Tuhan begitu sangat mencintaiku, Tuhan punya banyak rencana indah untukku,
Aku berharap hingga sampai suatu saat nanti aku bisa menjadi orang yang berarti bagi mereka yang berada disekitarku, aku sangat berharap hingga suatu saat aku bisa menjadi orang yang bisa berbuat sesuatu untuk orang banyak agar aku bisa bertemu dengan cinta-Nya, Tuhan.
"Illahi, tidak ada yang mencegah jika Engkau memberi dan tidak ada yang memberi jika Engkau mencegah, tidak ada yang dapat menolak apa yang telah Engkau takdirkan dan tidak bermanfaat orang yang mempunyai kemulian daripada Engkau oleh kemuliannya"
(catatan seorang sahabat)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar